Friday, February 8, 2013

Saat Aku Sakit Tumor Jinak Mamae

Aku akan menceritakan saat aku divonis sakit tumor jinak.

Waktu itu aku masih kuliah di D1 perawat Kediri.Setelah 2bulan PKL(Praktek Kerja Lapangan)di Rumah Sakit Swasta Trenggalek ,aku kembali lagi ke asrama kampusku.Tibanya disana aku dan teman-teman bercerita pengalaman kami di Rumah Sakit,saat mereka PDKT sama perawat-perawat cowok disana,saat aku pingsan karena membantu PERBENDING(membersihkan daerah yang habis dioprasi).

Dan masih banyak cerita-cerita temanku.Sambil mendengarkan cerita mereka,aku merasakan sesuatu benjolan didaerah badanku.Aku bertanya pada temanku dia bernama eka"ka,kok ada benjolan ya ?"eka menjawab"mungkin itu hanya kalenjer aja fit"akupun tenang,achh mungkin memang kalenjer saja,batinku.Akupun ikut tenang-tenang saja.

Waktu terus berjalan,hingga satu bulan berlalu.Ramadhan tiba,senang sekali bisa berjumpa dengan ramadhan,aku dan keluargaku melaksanakan ibadah puasa.Kurang lebih setelah dua minggu puasa,aku masih ingat,saat setelah sahur aku dan ibuku juga adek cewekku tidur di ruang keluarga,dimana druang keluargaku selain ada kursi,juga ada tempat tidur.


Aku dan ibuku berbincang-bincang,karena aku penasaran dengan benjolan itu,aku bercerita pada ibuku"Bu ini apa ya?kok rasanya keras dan sakit kalau dipegang?"Ibukupun memegangnya,beberapa menit kemudian ibuku berkata"Fit,ini sepertinya berbeda,benjolannya sangat keras,besok ibu anterin periksa ya,takut terjadi apa-apa".

Malam itu aku tidak bisa tidur,gelisah sekali dan ibuku juga terkihat cemas.Tuhan,semoga tidak terjadi apa-apa pada diriku,apalagi sampai aku operasi lagi,dulu sudah pernah oprasi Appendik(usus buntu),cukup sekali itu saja.

Pagipun tiba,pagi-pagi sekali aku bergegas bersiap-siap untuk periksa.Aku lihat wajah ibuku yang cemas dan bingung,aku hanya diam,ayahku juga ikut cemas.Aku dan ibuku berangkat ketempat bidan didaerahku,karena kalau mau kedokter bukanya sore hari.

Sampai disana aku langsung diperiksa,setelah Bidan itu tahu benjolannya,dokter bertanya padaku"sudah berapa lama benjolannya?"saya kurang tau bu,karena saya baru tahu benjolannya satu bulan yang lalu"jawabku".

Kamipun dipersilahkan duduk.Bidanpun menjelaskannya.Kulihat wajah ibuku yang cemas,aku hanya diam.
Bidanpun berkata"Ada benjolan di mamae(payudara) ,benjolannya keras dan sakit,ini dinamakan tumor jinak,dan harus dioprasi takutnya semakin besar,dan bisa makin parah,mumpung masih jinak lebih baik dioprasi secepatnya"Ibuku terlihat sedih sekali.

Setelah bidan menjelaskan panjang lebar dan menjelaskan biaya oprasi,aku dan ibuku pulang.
"ya allah cobaan datang lagi"gumam ibuku.Aku masih terdiam dan berfikir,oprasi lagi,sudah habis berapa uang untuk oprasiku,aku mempersulitkan orangtuaku terus.

Dirumah suasana berubah,ayahku sedikit marah padaku,karena aku tidak bilang pada orangtuaku secepatnya,setiap sakit selalu aku simpan sendiri hingga sampai akhirnya sakitnya parah.

Aku langsung masuk kamar,menenangkan diri,aku sempat putus asa karena aku tidak mau menyusahkan orangtuaku,aku tidak ingin orangtuaku megeluarkan uang lagi untuk oprasiku.
Cowokku segera melefonku menanyakan hasil priksaku tadi.

"bagaimana hasilnya?sayang baik-baik saja kan?"Aku mencoba tenang,dan menjawabnnya dengan sedikit tertawa"Hehehhehehhe...tidak apa-apa sayang,itu kata bidannya sakit tumor jinak,suruh oprasi"."Tumor jinak?kok bisa?sabar ya sayangku ,sayangku pasti sembuh"balasnya dengan suaranya yang lemas".

Setelah saat itu aku jadi sering diam,orangtuaku juga bingug mencari uang untuk oprasiku.Cowokku juga bingung mau mencari uang kemana,sedangkan dia juga masih kuliah.Dan sering dia menangis dimalam hari merasakan sakitku.

Hingga akhirnya aku bisa tersenyum,meskipun aku terbebani memfikirkan sakitku.
Dua bulan telah berlalu,Tuhan memberi rizki pada keluarga kami dan aku bisa oprasi.Sebenanrnya tumor jinak itu tidak terlalu bahaya asalkan segera dioprasi,tapi karena tumor jinakku di mamae maka sangat bahaya untuk hidupku nanti.

Bidannya bilang bahwa aku dioprasi malam sekitar jam 7malam.Cowokku sangat bingung sekali,karena dia masih dikampus ada kuliah dan aku sangat tidak suka jika dia harus bolos kuliah hanya karena aku,kuliahnya lebih penting daripada aku,kataku padanya.

Dengan cemas dan dia terus menghubungiku,ya dia memang selalu mengawatirkanku.Meskipun aku oprasi tidak ditemani dia tidak apa-apa doanya sudah cukup untukku.Ternyata perawatnya berkata kalau oprasiku ditunda jadi jam 9 malam.

Senang sekali cowokku bisa nemenin aku.Pulang kuliah dia dan temannya bergegas berangkat ke Rumah sakit tempatku oprasi.Dia masih dijalan,dan aku berada diruang periksa dokternya saat itu pukul 8malam.

Dokterpun berkata bahwa aku memang harus dioprasi,dokter memberiku dua penawaran,oprasi lokal atau bukan lokal.Akhirnya aku memilih oprasi lokal hanya bius daerah oprasi saja,karena itu lebih ringan biayanya.

Aku segera keluar dari ruang dokter,kulihat cowokku terdiam menungguku diluar ruang dokter bersama temannya,dan aku tersenyum pada cowokkku .Aku menghampiri orangtuaku dulu menjelaskan penjelasan dokter.

Orangtuaku bilang"bagaimana anakku ?apa yang dikatakan dokternya?"."Dokter bilang fitri memang harus dioprasi,lalu dikasoh pilihan oprasi lokal atau bukan opras lokal,dan biaya oprasi lokal itu lebih murah daripada oprasi bukan lokal,fitri milih yang lokal saja,soalnya takut kalau oprasi yang bukan lokal itu biusnya total,begitu ayah,ibu"

"kamu tidak apa-apa anakku,jika oprasinya hanya bius lokal,seperti anak dikhitan itu?"tanya ibuku"."tenang saja ibu ayah,fitri berani kok"jawabku sambil tersenyum".
Setelah itu aku dan orangtuaku tandatangan persetujuan oprasi.Sambil menunggu oprasi orangtuaku menyuruhku untuk nemenin cowokku yang sudah daritadi menungguku.

Aku bersalaman dengan cowokku dan juga sahabat cowokku yang sudah lama aku kenal dengan temannya itu.Kami duduk didepan ruang oprasi,teman cowokku  bergabung sama keluargaku yang juga ikut ke menungguku oprasi.

"hehhh,mata kamu kok merah gitu,seperti orang menangis?sudah makannkah tadi,aku laper tadi suruh puasa sebelu oprasi?"kataku menggodanya"."enggag nih tadi ngebut helmnya dibuka jadi kenak angin,aku ya belom makan dong,kan kamu puasa aku juga puasa.nanti setelah oprasi makan ya"balasnya tersenyum padaku.

Setengah jam lebih kami mengobrol dan akhirnya aku dipanggil keruang oprasi.Aku segera masuk,kulihat orangtuaku cemas apalagi cowkku.Aku jadi ikut cemas,setelah persiapan aku masuk keruang oprasi.Ternyata benar hanya bius lokal didaerah yang dioprasi,jadi selama oprasi aku sadar dan merasakan oprasi itu,sampai perawata dan dokternya kasian melihat wajahku yang cemas.

Beda dengan oprasiku dulu,aku tenang saat oprasi.Pelayannanya memang berbeda karena disitu hanya RS khusus bedah saja,selesai oprasi boleh pulang.

Oprasi berjalan setengah jam lebih,aku keluar ruang oprasi sedikit pusing,mungkin karena teringat saat oprasi tadi.Orangtuaku menghampiriku,setealah itu aku berjalan menuju cowokku,dan cowokku menuntunku.Setelah sedikit kami berbincang dan dia menyuapiku,aku segera mengajak orangtuaku pulang karena aku tidak kuat menahan pusing.

Cowokku mengantarkanku ke mobil.Setelah oprasi itu aku tidak bisa beraktifitas,hanya terbarin dikamar,bahkan menggerakan badanku sulit,makan bangun dibantu orangtuaku.Tekat sembuhku sangat kuat,hanya dalam 2 minggu aku bisa menjalani aktiftasku yang seharusnya aku lakukan setelah satu bulan oprasi.

Aku segera mencari pekerjaan dibantu cowokku,dan akhirnya aku mendapat interview d Bimbingan Belajar KaBaTaKu ,setelah beberapa interview dan keadaanku yang bekum stabil aku tetap ikut interview,dan ditambah maghku juga kambuh.

Ternyat akhirnya aku keterima di Bimbel KaBaTaKu,senang sekali dan sampa sekarang aku masih bekerja di Bimbel KaBaTaKu.


No comments:

Post a Comment